Recent posts

Sakit Kepala dan Buku

September 15, 2017 1 Comments

Gambar dari: shbarcelona.com

Tiba-tiba sakit kepala sebelah menyerangku. Kepala ini rasanya sakit dan keringat dingin keluar dari pori-pori kulit. Aku mual-mual. Tatapan mataku nanar berkuang-kunang melihat berjejer buku-buku terpajang di rak toko buku. Aku pusing. Tidak tahu, kenapa hal ini selalu terjadi pada saat berada di toko buku.
Hampir setiap Minggu siang dimulai sejak pukul 12.00 WIB. Aku mengunjungi toko buku yang letaknya berada di pusat Kota Serang dengan jarak 5 kilometeran dari rumahku. Entah kenapa rutinitas yang jarang aku lakukan ini seperti sudah menjadi panggilan jiwa. Biasanya, aku berkunjung ke toko buku hanya sekali dalam sebulan. Itu juga kalau lagi ada waktu dan niat. Namun, sudah beberapa bulan ini sering aku lakukan. Apakah karena aku sedang ketagihan membaca buku sehingga setiap kali melihat buku-buku baru berjejeran rasanya tidak ingin pulang. Selalu ingin memandangi dan membaca isinya meskipun tidak ada niat untuk membilnya. Itulah hobi baru yang sedang aku tekuni. Mungkin aku sedang terjerat virus buku atau memang sedang depresi karena terlalu banyak baca buku.  
Memang indah dan menyenangkan bila berada di toko buku. Apalagi berlama-lama menatap satu per satu buku-buku yang baru cetak. Rasanya dada ini bergolak tidak ada hentinya. Mengeja tiap judul buku dan membaca sekilas sinopsis ceritanya. Ada kecemburuan menyesak dada sehingga membangkitkan amarah untuk bersaing tak mau kalah dengan penulis-penulis yang namanya sudah terpajang di toko buku. Sebagai penulis pemula sekaligus pembaca pemula. Aku merasakan gejala-gejala tak menentu yang kadang mood menulis dan membaca datang dengan dahsyatnya. Kadang juga hilang seketika seperti musim kering tak bergairah.
Dengan berkunjung ke toko buku dan berlama-lama menikmati atmosfer di dalamnya membuat aku semakin termotivasi. Semoga gairah baru ini yang tak kunjung reda merasuki pori-pori hingga meresap ke seluruh sel darah merah dan bermuara di dalam dada menjelma menjadi semangat menulis dan membaca yang tak ada habisnya.
Aku berharap hal itu ada. Meskipun keterampilan menulis dan membaca bukan hal yang mudah dilakukan. Karena butuh kebiasaan diri dalam menempatkan waktu untuk bergelut dengan bahan bacaam. Menulis dan membaca bukan perkara mudah diucapkan bibir, melainkan perkara penting yang harus diperhatikan. Bagaimana kita bisa membiasakan diri larut di dalamnya tanpa harus terpengaruh dengan godaan-godaan lain. Dengan begitu, kebiasaan itu terjadi bukan karena sesuatu yang dipaksakan. Namun, karena sesuatu yang sudah mendarah daging dan menjadi naluri kebutuhan kita dalam menyantap menu intelektual.
Momen berada di toko buku selalu aku manfaatkan untuk menambah semangat berkarya sastra. Gejala-gejala sakit kepala yang aku alami disebabkan bukan persoalan antarteman atau pacar, tetapi karena memang ada rasa kecemburan intelektual membuncah di dalam diri ini. Hal ini penting dan bagus untuk keberlangsungan proses kreatif menulis dan proses meningkatkan keterbacaan diri. Berharap kelak atau suatu saat ketika berkunjung ke toko buku, kecemburuan itu tidak putus. Tetapi, ada hasil yang bisa dibanggakan seperti buku novel karya atau kumpulan cerpen (kumcer) karyaku terpajang di sana. Semoga saja.***

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

1 komentar:

  1. Aamiin... Saya jg suka nyeseuk klo liat nama temen terpampang di cover buku... Saya kapan, heuheu...

    BalasHapus