Sadap!
dari www.de.freepik.com |
Pantas saja presiden
berang dengan perilaku kurang menyenangkan itu. Pasalnya, Indonesia adalah
target negara berkembang yang potensial secara ekonomi, politik, dan kebudayaan
untuk kemajuan Australia. Karena itu, Australia melakukan sadap terhadap ponsel yang digunakan pejabat penting, yakni Presiden Susilo Bambang Yudoyono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu
Ani, dan pejabat lainnya. Melalui perkara sadap
ponsel, pihak Australia berharap mendapat informasi penting yang bisa
menentukan arah masa depan negara tersebut.
Perilaku sadap-menyadap sebenarnya menjadi ranah kerja badan Intelijen
hampir di semua negara. Akan tetapi, kata sadap
menjadi istimewa dan populer karena subjek dan objek yang melakukan adalah
orang penting punya kuasa sehingga ada kekuatan dan nilai. Selain itu, juga ada
nilai berita (news value) untuk media
massa, baik cetak maupun elektronik.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sadap mempunyai arti mengambil air (getah) dari pohon nira dengan menoreh
kulit atau memangkas mayang atau akar. Sementara menyadap berarti mendengarkan (merekam) informasi (rahasia,
pembicaraan) orang lain dengan sengaja tanpa sepengetahuan orang tersebut.
Kemudian penyadap adalah orang yang
melakukan, alat untuk menyadap; perekam, serta penyadapan adalah proses,
cara, perbuatan, menyadap.
Dalam KBBI sudah begitu jelas arti dari kata sadap. Jika merujuk bahasa Inggris ada kata spy (mata-mata), spy on (memata-matai),
dan spy out (menyelidiki dengan
diam-diam). Perkara kata sadap memang sederhana,
yakni siapa orang yang melakukan (subjek), kepada siapa yang dikenai (objek),
dan apa tujuannya.
Padahal kata sadap tidak istimewa dan menjadi hal positif bagi para petani karet
atau para buruh pabrik karet. Karena bagi para petani atau buruh tanpa rutinitas
sadap-menyadap segala persoalan hidup
dan upah dari hasil suatu pekerjaan akan terhenti. Sementara bagi kalangan
orang penting (penguasa/pejabat negeri), kata sadap menjadi hal negatif jika merujuk pada rahasia penting atau
kebijakan penting, karena itu bisa menggoyahkan kestabilan kekuasaan dan
perkembangan negara ke depan.[Muhzen Den]
0 komentar: