Recent posts

Sadap!

Januari 31, 2017 0 Comments


dari www.de.freepik.com
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta jajaran pejabat dan mantan pejabat dibuat geram dan marah. Bukan persoalan rakyat yang terus menuntut keadilan dan kesejahteraan karena uang negara hampir habis dikorupsi oleh para oknum pejabat yang tidak bertanggung jawab, tetapi persoalan Negeri Kanguru (Australia) yang diam-diam selama ini memata-matai bahkan mencuri dengar perbincangan rahasia di jajaran pemerintahan Indonesia melalui perantara media teknologi komunikasi (ponsel).
            Pantas saja presiden berang dengan perilaku kurang menyenangkan itu. Pasalnya, Indonesia adalah target negara berkembang yang potensial secara ekonomi, politik, dan kebudayaan untuk kemajuan Australia. Karena itu, Australia melakukan sadap terhadap ponsel yang digunakan pejabat penting, yakni Presiden Susilo Bambang Yudoyono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu Ani, dan pejabat lainnya. Melalui perkara sadap ponsel, pihak Australia berharap mendapat informasi penting yang bisa menentukan arah masa depan negara tersebut.
            Perilaku sadap-menyadap sebenarnya menjadi ranah kerja badan Intelijen hampir di semua negara. Akan tetapi, kata sadap menjadi istimewa dan populer karena subjek dan objek yang melakukan adalah orang penting punya kuasa sehingga ada kekuatan dan nilai. Selain itu, juga ada nilai berita (news value) untuk media massa, baik cetak maupun elektronik.
            Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sadap mempunyai arti mengambil air (getah) dari pohon nira dengan menoreh kulit atau memangkas mayang atau akar. Sementara menyadap berarti mendengarkan (merekam) informasi (rahasia, pembicaraan) orang lain dengan sengaja tanpa sepengetahuan orang tersebut. Kemudian penyadap adalah orang yang melakukan, alat untuk menyadap; perekam, serta penyadapan adalah proses, cara, perbuatan, menyadap.
            Dalam KBBI sudah begitu jelas arti dari kata sadap. Jika merujuk bahasa Inggris ada kata spy (mata-mata), spy on (memata-matai), dan spy out (menyelidiki dengan diam-diam). Perkara kata sadap memang sederhana, yakni siapa orang yang melakukan (subjek), kepada siapa yang dikenai (objek), dan apa tujuannya.
            Padahal kata sadap tidak istimewa dan menjadi hal positif bagi para petani karet atau para buruh pabrik karet. Karena bagi para petani atau buruh tanpa rutinitas sadap-menyadap segala persoalan hidup dan upah dari hasil suatu pekerjaan akan terhenti. Sementara bagi kalangan orang penting (penguasa/pejabat negeri), kata sadap menjadi hal negatif jika merujuk pada rahasia penting atau kebijakan penting, karena itu bisa menggoyahkan kestabilan kekuasaan dan perkembangan negara ke depan.[Muhzen Den]

0 komentar:

Diskusi Asyik Bersama Uttiek

Januari 24, 2017 0 Comments


Setelah tiga pekan lalu (Rabu, 28/12/2016) mengikuti diskusi buku Dark Memory karya Jack Lance yang diselenggarakan di Toko Buku Gramedia Sentral Park, Jalan S Parman, Jakarta. Kali ini buku Journey to Andalusia karya Marfuah Panji Astuti atau biasa disapa Uttiek pada hari ini, Sabtu (21/1), menjadi bahan diskusi.

Melihat cover buku itu terlihat meremaja dan menarik minat pembaca. Awalnya pembaca mengira penulis buku adalah seorang blogger dari kalangan ibu rumah tangga biasa tanpa embel-embel latar belakang pengalaman lainnya, tapi perkiraan akan salah. 
  
Setelah membaca dibalik buku Journey to Andalusia membuat setiap pembaca tercengang. Kata-kata yang dituliskan begitu runut, kronologis, deskriptif, dan naratif, sehingga enak dibaca. Tak tahunya, penulis buku tersebut punya segudang pengalaman menulis yang juga seorang jurnalis di Tabloid Nova.   “Awalnya, saya tidak merencanakan tulis perjalanan yang sempat diunggah di blog pribadi akan diterbitkan. Apalagi perjalanan ini dilakukan tahun 2015. Jadi ini hanya permintaan penerbit,” ujar penulis buku Journey to Andalusia saat mengawali diskusi inti bukunya.

Kursi-kursi yang disediakan panitia acara dari penerbit BIP tampak penuh oleh pengunjung dan juga para blogger. Pemaparan tiap pemaparan diungkapkan dengan gamblang oleh Uttiek mulai dari pengalaman traveling hingga tip dan trik sebelum serta saat traveling.

“Di buku ini, perjalanannya dimulai setelah umrah di Madinah. Kemudian mengambil rute ke Maroko hingga ke Spanyol, Andalusia. Kadang kita sebagai pejalan sering mempertimbangkan traveling ke Eropa karena tidak bisa dengar suara azan dan memilih makanan yang halal. Di buku ini, saya menjelaskan hal-hal tersebut. Kalau tidak mau pusing, ada kok aplikasi tentang itu,” ujar Uttiek.

Dalam sesi tanya-jawab, hampir sepuluh peserta mengajukan pertanyaan mulai dari mengapa cover bukunya seperti remaja hingga proses kreatif menulis. Mbak Uttiek begitu lancar menjawab satu per satu dari pertanyaan peserta.

“Sebisa mungkin bagi kita yang sering traveling, jangan menunda menulis. Tulis apa yang ada saat perjalanan tersebut. Menulis langsung saat momen traveling dengan menulis setelah traveling akan berbeda. Kalau saya ketika melihat suatu momen menarik dalam traveling, langsung ditulis. Jadi akan berbeda rasanya ditulis langsung dengan diendapkan. Tapi terpenting, kita jangan menunda menulis,” ujarnya.

Pada sesi terakhir diskusi buku Jounery to Andalusia, Marfuah Pani Astuti atau Uttiek membocorkan buku catatan perjalanan yang sedang digarapnya hampir 70% selesai. Buku yang akan terbit tersebut berjudul Screte to Daulah Ottoman. Acara diskusi pun ditutup dengan tanda tangan penulis dan foto bersama.[Muhzen]

0 komentar:

Bincang-bincang Bersama Jack Lance

Januari 24, 2017 0 Comments

JAKARTA – Pada Rabu, 28 Desember 2016, sekitar pukul 10.00 WIB, di pelataran pintu masuk Toko Buku Gramedia Mal Central Park dipenuhi pengunjung mulai dari anak muda hingga orang tua. Mereka berjajar duduk memenuhi kursi yang disediakan panitia menghadap panggung berdekorasi backdrop warna hitam dengan gambar wajah serigala bertulis Dark Memory.
Ya, siang hari itu sedang berlangsung diskusi buku Dark Memory karya Jack Lance (penulis asal Belanda). Oleh karena itu, kesempatan mengikuti acara kreatif tersebut tidak disia-siakan oleh pengunjung Mal Sentral Park, terutama saya bersama istri. Sebab panitia menyediakan goodie bag gratis berisi buku yang didiskusikan dan kudapan. 

simbolisasi penyerahan buku Dark Memory (foto dok/pribadi)
Sebelum acara inti diskusi dimulai, terlebih dahulu ada simbolisasi serah terima buku dari pimpinan penerbit Buana Ilmu Populer (BIP) kepada Jack Lance bahwa buku Dark Memroy tersebut telah diluncurkan. Para pengujung langsung membidikkan mata kamera ponselnya mengabadikan momen tersebut.
Pada awal diskusi, Jack Lance yang jauh-jauh dari Belanda memaparkan pengalaman menarik tentang imajinasi anehnya serta proses kreatif menulis buku tersebut. “Saya menulis buku ini terdorong rasa pemikiran saya yang liar dan aneh. Terkadang saya membayangkan sebuah telur yang direbus matang kemudian ketika dikupas berisi anak ayam atau itik,” ujarnya sambil terkekeh disambut tawa peserta diskusi.
Selain itu, Jack menjelaskan proses kreatif menulis buku tersebut yang memakan waktu hampir dua tahun. Sebelumnya, Jack juga pernah menerbitkan buku novel The Day You Died diterbitkan di penerbit yang sama Buana Sastra (imprint cabang BIP) dengan genre misteri. “Selama menulis buku ini, saya sering berkhayal aneh tentang sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. Karena itu, buku ini banyak terjadi revisi dari segi cerita agar lebih baik,” ujar pemilik nama asli Roy Puyn yang juga memiliki istri asli dari Makassar, Sulawesi Tengah.  
Ketika ditanya apakah Jack juga memiliki keanehan dalam hidup atau keseharian bersama keluarganya. Jack menjawab bahwa keseharian bersama keluarganya normal-normal saja. “Saya dan anak-anak biasa saja. Tapi mungkin karena imajinasi yang aneh dan menyukai cerita-cerita aneh, maka menulis novel misteri seperti itu,” katanya.
Acara diskusi selama satu jam setengah tersebut pun diakhiri. Jack dalam penutup diskusinya berharap novel yang dia tulis bisa dibaca banyak oleh masyarakat Indonesia. Acara diskusi ditutup dengan tanda tangan buku oleh penulis dan foto bersama.[Muhzen]

0 komentar: