Recent posts

Deg-degan, Tapi Bikin Nagih

Februari 27, 2018 5 Comments

Saat berbagi menulis cerpen di Unsika/dok/pribadi
Awalnya deg-degan saat diminta mengisi materi menulis cerita pendek di acara Bengkel Menulis Sastra Universitas Singaperbangsa Karawang. Maklum, selama ini lebih asyik berada di balik meja mengamati kata per kata dan kalimat tulisan orang lain via komputer. Namun, dengan kesempatan berharga tersebut, saya menyanggupi undangan itu. Sebenarnya undangan tersebut teruntuk Bidadari Angin (istriku) selaku ketua FLP Karawang, tapi karena alasan tidak bisa menyanggupi dengan kesibukan mengurus Denji dan lainnya, maka diserahkan kepada saya sebagai orang yang dipercayai dan yakin dengan kapasitas tersebut. 
Dua pekan saya dapat jatah waktu sebelum hari pelaksanaan itu berlangsung. Inbok sana dan sini, akhirnya dapat materi menulis fiksi dari relawan Rumah Dunia (Hilman Sutedja) yang juga materi fiksi biasa dibawakan Mas Gong dan Ibu Tias Tatanka. Saya tidak mengadopsi semua. Beberapa dari materi tersebut saya campur dengan pemikiran versi saya. Bikin presentasi memang tidak gampang. Harus juga ada benang merah atau struktur cerita/obrolan yang ingin kita sampaikan kepada peserta nanti. Satu hari satu malam saya berkutat dengan pembuatan materi persentasi tersebut. Sebab saya khawatir, teman-teman mahasiswa/peserta nanti kurang paham dengan apa yang saya presentasikan. 
Setelah selesai bikin materi. Selanjutnya praktik presentasi langsung di depan Bidadari Angin dan Denji (yang masih bobo saat malam itu). Awalnya kurang terdengar lancar. 
Kata Bidadari Angin, "Aku terlalu kaku dan struktural. Harus lebih cair dan santai. Jangan terlalu cepat." Maka itu, saya berupaya memahami materinya dulu sambil mengingat-ingat hal-hal yang harus dibicarakan agar sesuai dengan materi dan dipahami. 
Kemudian Bidadari Angin mencoba memberi contoh cara mempresentasikannya. Saya menangkap cara dia berbicara dan terdengar cair serta santai, Saya kadang tersenyum juga kadang memberi pujian kepada Bidadari Angin. Itulah kelebihan istri seorang guru. Lemah lembut suaranya dan menenangkan. Ups, kok melantur saya.
Denji saat menyaksikan ayahnya berbicara di depan para mahasiswa/dok/pri
Sebelum Minggu pagi (25/2) berada di TKP, saya semalam tidur tak nyenyak karena memikirkan materi tentang cerpen dan apa yang terjadi di Unsika nanti. Jadilah waktu tidur saya sedikit. Namun, setelah materi tersebut disampaikan di depan para peserta, dada yang sesak dan pundak yang berat ini terasa hilang. Apalagi Bidadari Angin dan Denji diam-diam menyaksikan di antara kerumunan peserta tersebut. Meskipun kurang puas dalam diri saya saat penyampaian materi tersebut, tapi para peserta paham dan antusias. Banyak peserta yang bertanya, bahkan saat sesi evaluasi, mereka membacakan cerpen karya mereka sendiri.
"Bagaimana perasaannya, A?" Kata Bidadari Angin saat kami berada di rumah sambil main-main bareng Denji.
"Masih ada yang kurang. Kurang puas dan ingin lagi jika ada kesempatan," ujarku sembari merenungi peristiwa berharga di Unsika tersebut.
Terima kasih atas doa dan dukungannya.

Cikampek, 25/2/18

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

5 komentar:

  1. Berbagi di Unsika yang tentunya sangat bermanfaat. Sukses terus ya, Mas. Aamiin...

    BalasHapus
  2. deg - deg'n tapi nagih y mas.. hehee

    BalasHapus
  3. Waah seneng bisa berbagi, sukses terus yaa

    BalasHapus
  4. Wih... Keren bisa menyampaikan materi di depan orang banyak. Aku mah masih popokbawang mas. Hehe. Mundur pelan2 aja deh.. :D

    BalasHapus
  5. Keren... Semoga semakin lancar presentasi di depan umumnya :)

    BalasHapus