Recent posts

Tikus Bikin Resah

Oktober 24, 2017 1 Comments

gambar dari yukbelajarmewarnai.blogspot.com
Saya resah. Pasalnya, di pondok mertua indah (rumah mertua tempat menetap saya, istri, dan anakku) sedang kedatangan tamu tak diundang, yakni hewan berbau dan jorok bernama tikus. Sepertinya pintu dapur yang biasa tiap pagi dibuka karena ada aktivitas ibu rumah tangga untuk memasak dan mencuci baju dijadikan oleh tikus alias wirog alias tikus santung (kata orang Cikampek) menyelinap masuk ke rumah. Bahkan, para tikus memanfaatkan lubang saluran pembuangan air di kamar mandi dan tempat pencucian piring.
Kedatangan para hewan jorok ini memang tidak diketahui awalnya. Namun, hampir tiap matahari terbenam (malam) para tikus menjadikan dapur sebagai basecamp untuk tinggal serta mengais sisa makanan sehingga menimbulkan suara-suara berisik. Tentu para penghuni rumah (mama, adik ipar, saya, istri, dan anakku) tergangggu. Sebab para tikus itu melakukan aksi pencurian makanan pada saat penghuni rumah sedang lengah atau tidur.
Namun yang membuat kesal dan resah, para tikus bergerilya mencari makanan tidak hanya di dapur, tetapi sudah mulai menginvasi ruang tivi (tempat anggota keluarga makan-minum serta bercengkerama). Hal itulah membuat kami terusik memburu para hewan tersebut.
Pernah suatu malam saat saya tidak ada di rumah, Mama (mertua) dan Disti (adik ipar) melihat langsung para tikus berkeliaran di ruang tivi dan mencuri makanan di atas kulkas. Lantas Mama dan Disti dibuat kesal sehingga mengejar hewan berbau itu dengan sebuah sapu dan benda pentungan lainnya. Disodok-sodok di sela-sela lemari tivi dan pojok ruangan yang terdapat lemari belajar, digebuk-gebuk agar keluar, tetapi para tikus mampu menghindar dan berkelit dari serangan. Hingga para tikus pun bisa kabur kembali ke dapur tempat persembunyiannya. 

Wah, ini seperti para koruptor yang selalu mangkir dari panggilan penyidik hukum dengan melakukan berbagai cara alasan untuk menghindar. Bahkan ketika ketahuan korupsi malah berusaha cuci tangan dan kabur.

Awalnya saya menganggap para tikus tersebut hanya berani beraksi di dapur dan eternit langit-langit rumah. Namun, lama didiamkan para tikus justru sudah kelewat batas dalam menginvasi ruang tempat mencari makan. Pernah istriku bercerita kepadaku bahwa pada suatu malam ia terjaga dari tidur karena mendengar antartikus berkelahi di eternit langit-langit kamar. Salah satu ekor dari tikus yang berkelahi itu tampak di sela-sela lubang eternit. Istriku berupaya mengusirnya agar tidak membuat bangun anakku yang sedang tidur dan berhasil.
Sehari, dua hari, seminggu, bahkan berbulan sudah tidak dipedulikan suara berisik para hewan itu di dapur. Namun, semakin lama didiamkan membuat nyali para tikus mulai lagi menginvasi ruangan lain untuk mencari makan. Bahkan yang membuat saya kesal dan tergerak ikut barisan para pemburu tikus karena sudah menyelinap masuk ke kamar tidur (tempat saya, istri, dan anakku beristirahat). Padahal sumber makanan tidak ada di sana, tetapi para tikus gerudukan (membuat suara-suara gaduh) di antara lemari buku, lemari baju, kardus tempat menyimpan mainan anakku, serta boks tempat barang-barang milik istriku.
Saya sebagai lelaki dan suami merasa kasihan dengan istri dan anakku. Ketenangan mereka terganggu gara-gara tikus sudah masuk ke kamar tidur. Hampir setiap pulang ke rumah (setiap akhir pekan), setiap malam saya terjaga dari alias ronda malam untuk memeriksa istri dan anakku yang sedang tidur. Sesekali saya juga memeriksa ruang tivi dan lainnya. Keberadaan para tikus tak ditemukan dan kondisi tampak aman. Namun, saat saya lengah (tidur/tidak siap berburu), para tikus mulai tampak berkeliaran mencari makanan. Menyelinap di sela-sela kaki para penghuni yang sedang tidur dan mencuri makanan.
Memang dasar tikus. Insting liar hewan pengerat ini dalam bertahan hidup hanya dengan memakan sisa makanan dan mencuri makanan yang tidak dijaga pemiliknya. Karena itu, para hewan ini pantas dijadikan simbol keburukan bagi para oknum pejabat yang mencuri uang rakyat dan melakukan cara suap dengan sembunyi-sembunyi. (bersambung)


Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

1 komentar: