Recent posts

Menjadi Muslim Pemberani

Desember 09, 2016 1 Comments





“Sikap pemberani adalah kekuatan jiwa. Pemiliknya dapat mengemban perkara-perkara yang mulai dan menjauh dari hal-hal hina. Kekuatan yang menjadikannya besar meskipun dia kecil, kaya dalam kemiskinannya, dan kuat dalam kelemahannya. Kekuatan yang menjadikannya memberi sebelum menerima, melaksanakan kewajiban sebelum meminta hak: Kewajiban terhadap Tuhannya, diri, dan agamanya. Tidak akan berkembang sikap pemberani yang masih kosong dan mendidik para kesatria yang saleh, kecuali dalam naungan akidah yang dan kemuliaan kukuh.”

(Dr. Yusuf Qardhawi)

Kutipan dari Dr. Yusuf Qardhawi yang tertulis dalam buku Seberapa Berani Anda Membela Islam? karya Na’im Yusuf benar-benar menohok setiap orang yang membacanya. Terutama saya sebagai umat Islam. Apalagi dari cover dan judul buku yang tegas ini menggambarkan suatu ajakan dan imbauan kepada kita sebagai Muslim agar senantiasa mengilhami serta menjalankan ajaran Islam sehingga tetap tegak dan kokoh, tidak mudah terpecah belah, dan bersatu mempertahankannya demi mencapai keridhaan Allah SWT.

Buku Seberapa Berani Anda Membela Islam? karya Na’im Yusuf memang membuat mata dan dada pembaca panas membara. Dalam hal ini memacu semangat keislaman agar tetap teguh membela agama yang diwahyukan Rasulullah SAW tersebut. Buku karya Na’im Yusuf terdiri dari tiga bab ini berisi tentang kriteria menjadi Muslim pemberani. Ditambah dengan data riwayat hadis Nabi Muhammad SAW yang sahih dan juga kutipan ayat Alquran sebagai penegas serta pembenaran.

Pada Bab I, Na’im Yusuf menjelaskan langsung esensi sikap berani. Secara bahasa ar-Rajulah (kelaki-lakian atau berani) diambil dari akar kata ar-Rajul. Kata ar-Rajul adalah sinonim kata adz-dzakar yang bermakna laki-laki atau anonim dari kata al-mar’ah bermakna perempuan (hlm 2). Makna berani bukan merujuk fisik (membedakan laki-laki dengan perempuan) melainkan pengambilan sikap, baik laki-laki maupun perempuan dalam berilmu dan berwawasan. Kata ar-Rujulah disematkan kepada seseorang yang memiliki sikap pemberani, seperti sikap yang sudah seharusnya ada pada laki-laki (hlm 3).

Oleh karena itu, kata berani (ar-Rujulah) memiliki makna begitu luas bukan sekadar tertuju pada satu makna sempit. Sebab sikap pemberani memang menjadi kebutuhan umat untuk memberikan sebuah ide-ide brilian dan keputusan yang tegas dan benar sesuai dengan ajaran agama Islam. Inilah yang dicita-citakan Rasulullah terhadap umatnya agar senantiasa menjadi pribadi Muslim pemberani melawan kebatilan demi tegaknya kebenaran. 

Pada Bab II, buku ini secara detail menggambarkan kriteria Muslim pemberani ada tiga belas sikap, yakni mencintai masjid, menyeru ke jalan Allah, bersungguh-sungguh dan tanggap, bersikap aktif dan bertanggung jawab, bercita-cita tinggi, mulai dan terhormat, berani di atas kebenaran, berani, berjihad dan berkorban, teguh di atas kebenaran, sabar dan membiasakan diri, memenuhi janji dan jujur kepada Allah, serta tidak muda ‘putus asa’ dan ‘pesimis’.

Ketiga belas kriteria sikap pemberani tersebut merupakan sikap yang harus dimiliki dan ada dalam diri setiap Muslim. Dengan begitu, umat Islam tidak mudah diadu domba dan dihasut. Karena Muslim pemberani adalah Muslim yang memiliki prinsip baik (akidah) dalam menjalankan perintah agama. Keberanian adalah kemampuan mengelola risiko. Keberanian yang terbaik adalah memiliki daya tahan besar, berterus terang dalam kebenaran, mampu menyimpan rahasia, mengakui kesalahan, bersikap objektif terhadap diri sendiri, dan menahan nafsu di saat marah (hlm 144).

Selain itu, menjadi Muslim pemberani memang tidak mudah atau tidak hanya sekadar menjadi penonton saat kemungkaran dan kezaliman merajalela. Karena menjadi Muslim pemberani adalah Muslim yang berbuat aktif demi menegakkan kebenaran dan menghancurkan kemungkaran. Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin para pemberani. Pada saat genting, dialah orang yang dicari. Bahkan dia siap menderita dalam menghadapi kemiskinan dan kesusahan (hlm 144).

Sikap teladan pemimpin pemberani sudah dicontohkan Rasulullah yang berani berisiko, bahkan berani menjadi orang pertama kali dicari-cari hanya untuk mempertanggungjawabkan sebuah tindakannya. Selama tindakan tersebut masih di jalur kebenaran. Tidak hanya itu, Muslim pemberani juga harus jujur dan rela berkorban di jalan Allah SWT. Karena setiap tindakan atau perbuatan yang benar ditujukan atas nama Rasulullah SAW dan Allah SWT akan berbuah keberhasilan, baik di dunia dan akhirat.

Pada Bab III atau penutup, Na’im Yusuf menjelaskan bahwa Muslim harus saling bersatu mempertahankan dan menyebarkan ajaran Islam di muka bumi ini. Sebab orang-orang di luar Islam, sangat murka dan bahagia bila sesama Muslim saling bermusuhan. Dentuman-dentuman yang diledakkan musuh-musuh Islam mengharuskan kaum Muslim mengambil qudwah dan uswah dari para pendahulu mereka, yaitu orang-orang yang langsung mengimani dakwah Islam dan dibenarkan hati mereka (hlm 268).

Jika kita melakukan sesuatu yang benar dengan mengimani ajaran Islam dan membelanya dari ancaman kaum munafik dan kafir merupakan perintah Rasulullah yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Rasulullah beserta para sahabat juga merupakan teladan dan figur Muslim pemberani bagi kita sebagai Muslim.

Buku Seberapa Berani Anda Membela Islam? karya Na’im Yusuf ini cocok dibaca para Muslim negeri ini untuk saling mengingatkan dan menyerukan kebaikan di jalan kebenaran. Sebab satu nilai kebaikan yang disebarkan untuk umat adalah penerang jalan hidup pada masa depan.***

Judul                : Seberapa Berani Anda Membela Islam?
Penulis             : Na’im Yusuf
Penerbit           : Maghfirah Pustaka
Cetak               : Mei 2016
Tebal               : 288 hlm  

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

1 komentar:

  1. Di zaman sekarang memang sangat dibutuhkan muslim yang pemberani. Selain untuk tetap menjaga ideologi/aqidahnya, juga agar mampu menjadi unggul di segala bidang (ilmu pengetahuan/teknologi, ekonomi, sosial, dll). Karena bagaimanapun itu sangat penting.

    BalasHapus