Recent posts

Diskusi Asyik Bersama Uttiek

Januari 24, 2017 0 Comments


Setelah tiga pekan lalu (Rabu, 28/12/2016) mengikuti diskusi buku Dark Memory karya Jack Lance yang diselenggarakan di Toko Buku Gramedia Sentral Park, Jalan S Parman, Jakarta. Kali ini buku Journey to Andalusia karya Marfuah Panji Astuti atau biasa disapa Uttiek pada hari ini, Sabtu (21/1), menjadi bahan diskusi.

Melihat cover buku itu terlihat meremaja dan menarik minat pembaca. Awalnya pembaca mengira penulis buku adalah seorang blogger dari kalangan ibu rumah tangga biasa tanpa embel-embel latar belakang pengalaman lainnya, tapi perkiraan akan salah. 
  
Setelah membaca dibalik buku Journey to Andalusia membuat setiap pembaca tercengang. Kata-kata yang dituliskan begitu runut, kronologis, deskriptif, dan naratif, sehingga enak dibaca. Tak tahunya, penulis buku tersebut punya segudang pengalaman menulis yang juga seorang jurnalis di Tabloid Nova.   “Awalnya, saya tidak merencanakan tulis perjalanan yang sempat diunggah di blog pribadi akan diterbitkan. Apalagi perjalanan ini dilakukan tahun 2015. Jadi ini hanya permintaan penerbit,” ujar penulis buku Journey to Andalusia saat mengawali diskusi inti bukunya.

Kursi-kursi yang disediakan panitia acara dari penerbit BIP tampak penuh oleh pengunjung dan juga para blogger. Pemaparan tiap pemaparan diungkapkan dengan gamblang oleh Uttiek mulai dari pengalaman traveling hingga tip dan trik sebelum serta saat traveling.

“Di buku ini, perjalanannya dimulai setelah umrah di Madinah. Kemudian mengambil rute ke Maroko hingga ke Spanyol, Andalusia. Kadang kita sebagai pejalan sering mempertimbangkan traveling ke Eropa karena tidak bisa dengar suara azan dan memilih makanan yang halal. Di buku ini, saya menjelaskan hal-hal tersebut. Kalau tidak mau pusing, ada kok aplikasi tentang itu,” ujar Uttiek.

Dalam sesi tanya-jawab, hampir sepuluh peserta mengajukan pertanyaan mulai dari mengapa cover bukunya seperti remaja hingga proses kreatif menulis. Mbak Uttiek begitu lancar menjawab satu per satu dari pertanyaan peserta.

“Sebisa mungkin bagi kita yang sering traveling, jangan menunda menulis. Tulis apa yang ada saat perjalanan tersebut. Menulis langsung saat momen traveling dengan menulis setelah traveling akan berbeda. Kalau saya ketika melihat suatu momen menarik dalam traveling, langsung ditulis. Jadi akan berbeda rasanya ditulis langsung dengan diendapkan. Tapi terpenting, kita jangan menunda menulis,” ujarnya.

Pada sesi terakhir diskusi buku Jounery to Andalusia, Marfuah Pani Astuti atau Uttiek membocorkan buku catatan perjalanan yang sedang digarapnya hampir 70% selesai. Buku yang akan terbit tersebut berjudul Screte to Daulah Ottoman. Acara diskusi pun ditutup dengan tanda tangan penulis dan foto bersama.[Muhzen]

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: